PROSES PEMBENTUKAN URINE
Urine mengandung zat padat sebesar 4
persen dan 96 perse air. Zat-zat padat yang ada dalam urine adalah sebagai
berikut :
a.
Urea, air dan ammonia sebagai sisa perombakan protein
b.
Zat warna empedu yang member warna kuning pada urine
c.
Zat-zat yang berlebihan dalam darah misalnya vitamin, sisa obatan, hormone dan
zat kimia yang berasal dari makanan.
d. Garam-garaman khususnya garam dapur.
Factor yang mempengaruhi pengeluaran
urine dari dalam tubuh tergantung dari banyaknya air yang diminum dan keadaan
suhu apabila suhu udara dingin, pembentukan urine meningkat sedangkan jika suhu
panas, pembentukan urine sedikit.
Pada saat kita minum banyak air, kelebihan air akan dibuang
melalui ginjal. Oleh karena itu jika banyak minum akan banyak mengeluarkan
urine. Warna urine setiap orang berbeda-beda. Warna urine biasanya dipengaruhi
oleh jenis makanan yang dimakan, jenis kegiatan atau dapat pula disebabkan oleh
penyakit. Namun biasanya warna urine normal berkisar dari warna bening sampai
warna kuning pucat.
Urin dibentuk di Nefron yaitu dengan menyaring darah dan
kemudian mengambil kembali ke dalam darah bahan-bahan yang bermanfaat. Dengan
demikian akan tersisa bahan tak berguna, yang nantinya akan keluar dari nefron
dalam bentuk suatu larutan, yang disebut urin. Sebelum menjadi urin, di dalam
ginjal akan terjadi tiga macam proses, yaitu: Filtrasi, Reabsorpsi dan Augmentasii
1 1. Penyaringan (
Filtrasi )
Mula-mula darah yang mengandung air,
garam, glukosa, urea, asam amino, dan amonia mengalir ke dalam glomerulus untuk
menjalani proses filtrasi. Proses ini terjadi karena adanya tekanan darah
akibat pengaruh dari mengembang dan mengerutnya arteri yang memanjang menuju
dan meninggalkan glomerulus. Akhir filtrasi dari glomerulus ditampung oleh
kapsul Bowman dan menghasilkan filtrat glomerulus atau urine
primer. Secara normal, setiap hari kapsul Bowman dapat menghasilkan 180 L
filtrat glomerulus.
Filtrasi darah terjadi di glomerulus,
dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifik dibuat untuk menahan komonen
selular dan medium-molekular-protein besar kedalam vascular system, menekan
cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air. Cairan
ini disebut filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari jaringan
kapiler. Di mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut
sebagai arteriol eferen yang meninggalkan glomerulus. Tumpukan glomerulus
dibungkus didalam lapisan sel epithelium yang disebut kapsula bowman. Area
antara glomerulus dan kapsula bowman disebut bowman space dan merupakan bagian
yang mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyalurkan ke segmen pertama dari
tubulus proksimal. Struktur kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan yaitu :
endothelium capiler, membrane dasar, epiutelium visceral. Endothelium kapiler
terdiri satu lapisan sel yang perpanjangan sitoplasmik yang ditembus oleh
jendela atau fenestrate.
Dinding kapiler glomerular membuat
rintangan untuk pergerakan air dan solute menyebrangi kapiler glomerular.
Tekanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan oncotik dari cairan di
dalam bowman space merupakan kekuatn untuk proses filtrasi. Normalnya tekanan
oncotik di bowman space tidak ada karena molekul protein yang medium-besar
tidak tersaring. Rintangan untuk filtrasi ( filtration barrier ) bersifat
selektiv permeable. Normalnya komponen seluler dan protein plasmatetap didalam
darah, sedangkan air dan larutan akan bebas tersaring .
Pada umunya molekul dengan raidus 4nm
atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul 2 nm atau kurang akan tersaring
tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga mempengaruhi kemampuan dari
komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk (electric
charged ) dari sretiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation ( positive )
lebih mudah tersaring dari pada anion. Bahan-bahan kecil yang dapat terlarut
dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida,
bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari
endapan.
Filtrat glomerulus atau urine primer
masih banyak mengandung zat yang diperlukan tubuh antara lain glukosa,
garam-garam, dan asam amino.
Filtrat glomerulus ini kemudian
diangkut oleh tubulus kontortus proksimal. Di tubulus kontortus proksimal
zat-zat yang masih berguna direabsorpsi.
2. Penyerapan Kembali ( Reabsorbsi )
Volume urin manusia hanya 1% dari
filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi
secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa
serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti
glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan
bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal
mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa.
Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus
akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin
primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan
lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun
bertambah, misalnya ureum dari 0,03′, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam
urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam
mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis.
Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Berikut reabsorpsi yang terjadi, yaitu:
a) Reabsorpsi
air (H2O)
Diatur oleh hormon dari hipofise
posterior dan hipotalamus, reabsorpsi air 80 % terjadi di tubulus
kontortus proksimal, 15 % di tubulus kontortus distal, dan
5% lagi dikeluarkan sebagai urine. Reabsorpsi air ini diatur oleh hormon
yang dihasilkan di hipofise posterior dan hipotalamus pusat pengatur air.
Aktivitas hormon di ginjal adalah merangsang sel sel ditubuli dengan bantuan
dari tekanan osmotik air dengan garam terlarut
) b) Reabsorpsi
Zat Zat Terlarut
Terjadi di tubulus kontorti proksimal dengan cara
selektif antara lain :
·
Non elektrolit :
-
Reabsorpsi
glukosa, fruktosa, dan asam amino
1.
Carrier glukosa dan asam amino sama dengan carrier ion
natrium dan digerakkan melalui cotransport.
2. Carrier pada membrane sel tubulus memiliki kapasitas reabsorpsi
maksimum untuk glukosa, berbagai jenisasam amino, dan beberapa zat terabsorpsi
lainnya. Jumlah ini dinyatakan dalam maksimum transport (transport maximum
[Tm]).
3. Tm untuk
glukosa adalah julah maksimum yang dapat ditranspor (reabsopsi) per menit,
yaitu sekitar 200 mg glukos/100 ml plasma. Jika kadar glukosa darah melebihi
nilai Tm-nya, berarti melewati ambang plasma ginjal sehingga glukosa muncul di
urin (gulosuria).
Metabolit protein : urea, asam urat, kreatinin hanya
diserap sedikit
-
Reabsorpsi urea
Seluruh urea yang terbentuk setiap hari
difiltrasi oleh glomerulus. Sekitar 50% urea secara pasif direabsorpsi akibat
gradien difusi yang terbetuk saat air direabsorpsi. Dengan demikian, 50% urea
yang difiltrasi akan diekskresikan dalam urin.
·
Elektrolit
Natrium (Na+), kalium (K+),
Calsium (Ca+ +). Magnesium (Mg+ +), Chlorida (CL-),
Carbonat (HCO3-), Phospat (HPO4) dihiap
sebagian tergantung jumlah dalam plasma
-
Reabsorpsi ion
natrium
1.
Ion-ion natrium
ditransport secara pasif melalui difusi terfasilitasi (dengan arrier)
dari lumen tubulus konkortus proximal ke dalam sel-sel epitel tubulus yang
konsentrasi ion natriumnya lebih rendah.
2.
Ion-ion natrium
yang ditransport secara aktif dengan pompa natrium-kalium, akan keluar dari
sel-sel epitel untuk masuk ke cairan interstitial di dekat kapiler peritubular.
-
Reabsorpsi ion
klor dan ion negatif lain
1.
Karena ion
natrium positif bergerak secara pasif dari cairan tubulus ke sel dan secara
aktif dari sel ke cairan interstitial peritubuluar, akan terbentuk
ketidakseimbangan listrik yang justru membantu pergerakan pasif ion-ion
negatif.
2.
Dengan
demikian, ion klor, dan bikarbonat negatif secara pasif berdifusi ke dalam
sel-sel epitel dari lumen dan mengikuti pergerakan natrium yang keluar
menuju cairan peritubular dan kapiler tubular.
-
Reabsorpsi ion
anorganik lain, seperti kalium, kalsium, fosfat, dan sulfat, serta
sejumlah ion organik adaalah melalui transport aktif.
c) Sekresi
Selain proses reabsorsi, ada beberapa zat yang di sekresi
dari kapiler peritubular ke dalam tubulus, yaitu :
- PAH
(para amino hipurat), Creatinin,Hidrogen
(H+), Penisilin, Amoniak
(NH3), Kalium(K3)
Sekresi K+ juga berfungsi untuk
menjaga mekanisme homeostasis. Apabila konsentrasi K+ dalam darah tinggi,
dapat menghambat rangsang impuls serta menyebabkan kontraksi otot dan jantung
menjadi menurun dan melemah. Oleh karena itu, K+ kemudian disekresikan dari
darah menuju tubulus renalis dan dieksresikan bersama urine.
Pada saat terjadi proses reabsorpsi dan
sekresi di sepanjang tubulus renalis secara otomatis juga berlangsung
pengaturan konsentrasi pada urine. Sebagai contoh, konsentrasi garam
diseimbangkan melalui proses reabsorpsi garam. Di bagian lengkung Henle
terdapat NaCl dalam konsentrasi tinggi. Keberadaan NaCl ini berfungsi agar
cairan di lengkung Henle senantiasa dalam keadaan hipertonik. Dinding lengkung
Henle descending bersifat permeabel untuk air, akan tetapi impermeabel untuk Na
dan urea. Konsentrasi Na yang tinggi ini menyebabkan filtrat terdorong ke
lengkung Henle bagian bawah dan air bergerak keluar secara osmosis.
Di lengkung Henle bagian bawah,
permeabilitas dindingnya berubah. Dinding lengkung Henle bagian bawah menjadi
permeabel terhadap garam dan impermeabel terhadap air. Keadaan ini mendorong
filtrat untuk bergerak ke lengkung Henle ascending.
Air yang bergerak keluar dari lengkung
Henle descending dan air yang bergerak masuk saat di lengkung Henle ascending
membuat konsentrasi filtrat menjadi isotonik. Setelah itu, filtrat terdorong
dari tubulus renalis menuju duktus kolektivus.
3. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat
sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal dan di duktus
kontortus kolektivus bersifat permeabel terhadap urea. Di sini urea keluar dari
filtrat secara difusi. Demikian juga dengan air yang bergerak keluar dari
filtrat secara osmosis. Keluarnya air ini menyebabkan konsentrasi urine
menjadi tinggi.Dari duktus kolektivus, urine dibawa ke pelvis renalis. Dari
pelvis renalis, urine mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong
kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara bagi urine.
Komposisi urin yang dikeluarkan lewat
ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya
pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. Zat sisa
metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat
sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain,
CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat .
Karbon dioksida dan air merupakan sisa
oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak
dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak
berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih dapat dipakai
sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat
digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut
Amonia (NH3), hasil
pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh
karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk
sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang
kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil
perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada
kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna
memberi warna pada tinja dan urin.Asam urat merupakan sisa metabolisme yang
mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah
dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah
waaahh lengkap nih.. nanti bisa share dgn saya ya.. di tungguuu ^_^
BalasHapusmakasih banyak bu...ehhm siapa dulu dosen nya..^_^..ok bu..
Hapussepertinya blm d share nih ^_^..
BalasHapusdibuat dong referensinya mbak, makasih
BalasHapus