Pendekatan Holistic Care pada Pasien Sebagai
perawat/ners materi yang sangat penting dan menentukan adalah memahami konsep caring
dan mampu menanamkan dalam hati, disirami dan dipupuk untuk mampu
memperlihatkan kemampuan soft skill sebagai perawat, yaitu empati,
bertanggung jawab dan tanggung gugat, dan mampu belajar seumur hidup. Dan itu
semua akan berhasil dicapai oleh perawat kalau mereka mampu memahami apa
itu caring.Saat ini, caring adalah isu besar dalam
profesionalisme keperawatan. Mata ajaran ini mendeskripsikan tentang
keperawatan dasar dimana perawat akan mendalami konsep sebagai dasar ilmu
keperawatan. Diharapkan perawat mampu memahami tentang pentingnya perilaku caring
sebagai dasar yang harus dikuasai oleh perawat / ners.
1.
Apa itu
Holistic Care ?
Pengobatan Holistik adalah jenis perawatan yang berusaha
untuk menyembuhkan pasien sepenuhnya. Hal ini tidak hanya menempatkan upaya
dalam mengobati penyakit tetapi juga mencoba untuk menemukan penyebab di balik
penyakit dan juga cara untuk mengatasi setelah efek dengan cara terbaik. obat
Holistik melihat individu sebagai keseluruhan yang meliputi negara-nya fisik,
emosional, spiritual dan mental. Setelah menilai semua aspek secara terpisah,
itu upaya penyembuhan terhadap mereka masing-masing. Salah satu pendekatan
holistik obat terkemuka adalah untuk mencegah penyakit pada contoh pertama yang
dapat terjadi hanya jika seseorang didorong untuk hidup dengan gaya hidup yang
dapat mengoptimalkan kondisi kesehatan secara keseluruhan nya.
Pengobatan Holistik memaksa makanan yang seimbang, suplemen
gizi dan mengikuti untuk membersihkan kebiasaan-kebiasaan seperti penggelapan
bahan beracun yang dapat mencemari tubuh atau lingkungan. Naturopati,
homeopati, dan obat tradisional Cina berada di bawah jangka waktu terapi
holistik.
Prinsip dasar terapi holistik adalah
untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga mampu mempertahankan diri
dari berbagai penyakit sendiri. Seseorang yang menjalani pengobatan dengan obat
holistik alami mendapat disembuhkan dari penyakit anak perusahaan lain yang dia
tidak akan menyadari. Tujuan dasar dari pengobatan holistik, dengan demikian,
akan tercapai.
Sangat
sering orang mendengar tentang obat-obatan yang saling melengkapi. Ini adalah
sebenarnya merupakan penggabungan obat-obatan allopathic dan holistik.
Orang-orang yang berada dalam bidang ini percaya bahwa obat tunggal tidak dapat
digunakan untuk mengobati penyakit. Ada tak terhitung banyaknya jenis penyakit
dan kondisi medis yang dapat diobati cukup efektif menggunakan obat holistik.
. Teori Caring dalam Keperawatan
Perawat
merupakan salah satu profesi yang mulia. Betapa tidak, merawat pasien yang
sedang sakit adalah pekerjaan yang tidak mudah. Tak semua orang bisa memiliki
kesabaran dalam melayani orang yang tengah menderita penyakit. Pengalaman ilmu
untuk menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang
besar (Abdalati, 1989). Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan
kepedulian sosial yang mencakup ketrampilan intelektual, teknikal dan
interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau kasih
sayang/cinta (Johnson, 1989) .
Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara
seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang
lain. Caring dalam keperawatan dipelajari dari berbagai macam filosofi
dan perspektif etik .
Human
care merupakan hal yang mendasar dalam
teori caring. Menurut Pasquali dan Arnold (1989) serta Watson (1979), human
care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau
mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain mencari arti dalam
sakit, penderitaan, dan keberadaannya serta membantu orang lain untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri .
Watson
(1979) yang terkenal dengan Theory of Human Care, mempertegas bahwa caring
sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan
penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia,
dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh .
Lebih
lanjut Mayehoff memandang caring sebagai suatu proses yang berorientasi
pada tujuan membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri. Mayehoff
juga memperkenalkan sifat-sifat caring seperti sabar, jujur, rendah
hati. Sedangkan Sobel mendefinisikan caring sebagai suatu rasa peduli,
hormat dan menghargai orang lain. Artinya memberi perhatian dan mempelajari
kesukaan-kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berpikir, bertindak dan
berperasaan. Caring sebagai suatu moral imperative (bentuk moral)
sehingga perawat harus terdiri dari orang-orang yang bermoral baik dan memiliki
kepedulian terhadap kesehatan pasien, yang mempertahankan martabat dan
menghargai pasien sebagai seorang manusia, bukan malah melakukan tindakan
amoral pada saat melakukan tugas pendampingan perawatan. Caring juga
sebagai suatu affect yang digambarkan sebagai suatu emosi, perasaan
belas kasih atau empati terhadap pasien yang mendorong perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan bagi pasien. Dengan demikian perasaan tersebut harus ada
dalam diri setiap perawat supaya mereka bisa merawat pasien .
Marriner dan Tomey (1994) menyatakan bahwa caring
merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat
etik dan filosofikal. Caring bukan semata-mata perilaku. Caring
adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga
didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien
(Carruth et all, 1999) Sikap caring diberikan melalui kejujuran,
kepercayaan, dan niat baik. Caring menolong klien meningkatkan perubahan
positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial. Bersikap caring
untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai lingkungan merupakan
esensi keperawatan. Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian,
kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada
disamping klien, dan bersikap caring sebagai media pemberi asuhan
(Curruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper, & Burroughs, 1999). Para
perawat dapat diminta untuk merawat, namun tidak dapat diperintah untuk
memberikan asuhan dengan menggunakan spirit caring .
Spirit
caring seyogyanya harus tumbuh dari dalam
diri perawat dan berasal dari hati perawat yang terdalam. Spirit caring
bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan perawat yang bersifat tindakan
fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia. Oleh karenanya, setiap perawat dapat
memperlihatkan cara yang berbeda ketika memberikan asuhan kepada klien .
Beberapa
ahli merumuskan konsep caring dalam beberapa teori. Menurut Watson, ada
tujuh asumsi yang mendasari konsep caring. Ketujuh asumsi tersebut
adalah:
1.
caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktekkan
secara interpersonal,
2.
caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan
dalam membantu memenuhi kebutuhan manusia atau klien,
3. caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan
keluarga,
4.
caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya
saat itu saja namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut
nantinya,
5.
lingkungan yang penuh caring
sangat potensial untuk mendukung perkembangan seseorang dan mempengaruhi
seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri,
6.
caring lebih kompleks daripada curing, praktik caring
memadukan antara pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku
manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dan membantu klien
yang sakit,
7.
caring merupakan inti dari keperawatan (Julia,1995).
Watson
juga menekankan dalam sikap caring ini harus tercermin sepuluh faktor
karatif yang berasal dari perpaduan nilai-nilai humanistik dengan ilmu
pengetahuan dasar. Faktor karatif membantu perawat untuk menghargai manusia
dari dimensi pekerjaan perawat, kehidupan, dan dari pengalaman nyata
berinteraksi dengan orang lain sehingga tercapai kepuasan dalam melayani dan
membantu klien. Sepuluh faktor karatif tersebut adalah sebagai berikut.
- Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistic. Perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada klien. Selain itu, perawat juga memperlihatkan kemampuan diri dengan memberikan pendidikan kesehatan pada klien.
2. Memberikan kepercayaan-harapan dengan cara memfasilitasi dan
meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Di samping itu, perawat
meningkatkan perilaku klien dalam mencari pertolongan kesehatan
- Menumbuhkan kesensitifan terhadap diri dan orang lain. Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni, dan bersikap wajar pada orang lain.
4. Mengembangkan hubungan saling percaya.Perawat memberikan
informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut merasakan
apa yang dialami klien. Sehingga karakter yang diperlukan dalam faktor ini antara
lain adalah kongruen, empati, dan kehangatan.
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan
negatif klien. Perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua keluhan
dan perasaan klien.
- Penggunaan sistematis metoda penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan. Perawat menggunakan metoda proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada klien.
- Peningkatan pembelajaran dan pengajaran interpersonal, memberikan asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan kesempatan untuk pertumbuhan personal klien.
- Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang mendukung. Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal klien ter hadap kesehatan dan kondisi penyakit klien.
- Memberi bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi. Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif diri dan klien. Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat selanjutnya.
- Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomenologis agar pertumbuhan diri dan kematangan jiwa klien dapat dicapai. Kadang-kadang seorang klien perlu dihadapkan pada pengalaman/pemikiran yang bersifat profokatif. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri (Julia, 1995)
Dari
kesepuluh faktor karatif tersebut, Watson merumuskan tiga faktor karatif yang
menjadi filosofi dasar dari konsep caring. Tiga faktor karatif tersebut
adalah: pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistik,
memberikan harapan dan kepercayaan, serta menumbuhkan sensitifitas terhadap
diri sendiri dan orang lain (Julia, 1995).
Kesepuluh
faktor karatif di atas perlu selalu dilakukan oleh perawat agar semua aspek
dalam diri klien dapat tertangani sehingga asuhan keperawatan profesional dan
bermutu dapat diwujudkan. Selain itu, melalui penerapan faktor karatif ini
perawat juga dapat belajar untuk lebih memahami diri sebelum memahami orang
lain (Nurahmah, 2006).
Leininger (1991) mengemukakan teori
“culture care diversity and universality”, beberapa konsep yang
didefinisikan antara lain
- kultural berkenaan dengan pembelajaran dan berbagi sistem nilai, kepercayaan, norma, dan gaya hidup antar kelompok yang dapat mempengaruhi cara berpikir, mengambil keputusan, dan bertindak dalam pola-pola tertentu;
- keanekaragaman kultural dalam caring menunjukkan adanya variasi dan perbedaan dalam arti, pola, nilai, cara hidup, atau simbol care antara sekelompok orang yang berhubungan, mendukung, atau perbedaan dalam mengekspresikan human care;
- cultural care didefinisikan sebagai subjektivitas dan objektivitas dalam pembelajaran dan pertukaran nilai, kepercayaan, dan pola hidup yang mendukung dan memfasilitasi individu atau kelompok dalam upaya mempertahankan kesehatan, meningkatkan kondisi sejahtera, mencegah penyakit dan meminimalkan kesakitan;
- dimensi struktur sosial dan budaya terdiri dari keyakinan/agama, aspek sosial, politik, ekonomi, pendidikan, teknologi, budaya, sejarah dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi perilaku manusia dalam lingkungan yang berbeda;
- care sebagai kata benda diartikan sebagai fenomena abstrak dan konkrit yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan atau perilaku lain yang berkaitan untuk orang lain dalam meningkatkan kondisi kehidupannya;
- care sebagai kata kerja diartikan sebagai suatu tindakan dan kegiatan untuk membimbing, mendukung, dan ada untuk orang lain guna meningkatkan kondisi kehidupan atau dalam menghadapi kematian;
- caring dalam profesionalisme perawat diartikan sebagai pendidikan kognitif dan formal mengenai pengetahuan care serta keterampilan dan keahlian untuk mendampingi, mendukung, membimbing, dan memfasilitasi individu secara langsung dalam rangka meningkatkan kondisi kehidupannya, mengatasi ketidakmampuan/kecacatan atau dalam bekerja dengan klien (Julia, 1995, Madeline,1991).
Sebagai
seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan
secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk
klien. Lydia Hall mengemukakan perpaduan tiga aspek tersebut dalam teorinya. Care
merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core
merupakan dasar dari ilmu sosial yang terdiri dari kemampuan terapeutik, dan
kemampuan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain. Sedangkan cure
merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan
keperawatan secara total kepada klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan
(Julia, 1995).
Menurut
Boykin dan Schoenhofer, pandangan seseorang terhadap caring dipengaruhi
oleh dua hal yaitu persepsi tentang caring dan konsep perawat sebagai
disiplin ilmu dan profesi. Kemampuan caring tumbuh di sepanjang hidup
individu, namun tidak semua perilaku manusia mencerminkan caring (Julia,
1995).
Keperawatan
merupakan suatu proses interpersonal yang terapeutik dan signifikan. Inti dari
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien adalah hubungan perawat-klien
yang bersifat profesional dengan penekanan pada bentuk interaksi aktif antara
perawat dan klien. Hubungan ini diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi
klien dengan memotivasi keinginan klien untuk bertanggung jawab terhadap
kondisi kesehatannya.
3.
Teori Healing
dalam Keperawatan
Keunikan konsep healing
dibanding pengobatan (curing) adalah healing tidak hanya berfokus
pada kesembuhan organ-organ tubuh yang terkena penyakit, namun juga pada
bagaimana orang tersebut menerima kenyataan penyakit yang dideritanya,
bagaimana berinteraksi sosial dengan kondisinya sekarang, membuat pilihan
atas teknologi atau cara penyembuhan yang dipilih, bahkan bagi penderita
penyakit terminal bagaimana menerima kematian sebagai proses alamiah yang harus
dihadapi. Dalam melakukan itu semua tentunya perawat harus dapat
mengintegrasikan konsep healing ke dalam dirinya terlebih dahulu.
Perawat tidak hanya melakukan (doing) namun juga menjadi (being).
Mengimplementasikan konsep tersebut
tidak mudah bagi saya. Meski nampak sulit, saya melihat konsep ini lebih baik
dari konsep tradisional. Konsep ini memberi tantangan bagi saya untuk
mengimplementasikannya. Maka saya harus memulainya dari diri sendiri. Saya
perlu memulainya dengan kejujuran memahami body, mind, spirit saya
terlebih dahulu.
Saya menyadari bahwa saya memiliki
kekurangan dan kelebihan. Contohnya: ketika menghadapi pasien dengan kondisi
gawat saya mudah panik, atau agak sulit beradaptasi dengan lingkungan baru.
Tetapi di lain sisi saya memiliki toleransi yang baik terhadap budaya berbeda,
dan memiliki motivasi tinggi untuk belajar. Saya sadar bahwa saya harus
mengelola kekurangan dan kelebihan saya dengan baik sehingga menjadi energi
positif.
Selain itu, saya juga harus terus
belajar, memperluas wawasan tentang konsep holistik. Perkembangan ilmu
pengetahuan sangat pesat, demikian pula dengan ilmu keperawatan. Saya harus
mengikutinya dan terlibat di dalamnya. Konsep holistik dapat terus berkembang
sesuai dengan karakteristik geografis, sosial, dan budaya masing-masing bangsa.
Ini tantangan bagi perawat Indonesia untuk mengembangkan konsep perawatan
holistik yang berorientasi pada kearifan lokal. Tidak berhenti pada konsep,
saya harus mempraktekkan keperawatan holistik. Berupaya melakukan proses
healing pada diri dan pasien. Berusaha untuk melakukan sekaligus menjadi (doing
and being).
Untuk itu semua, tentunya saya akan
terus berdoa kepada Allah swt. agar apa yang saya inginkan dan rencanakan bisa
tercapai, agar perawat dapat memberikan lebih banyak manfaat.
0 komentar:
Posting Komentar